Assalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan
kali ini saya mau berterimakasih yang amat sangat kepada Allah karena masih
memberikan umur, rezeki, serta kesehatan. Terimakasih pula kepada Mama, Papa
dan Adik yang tiap hari selalu jadi ‘alarm’ untuk mengingatkan sholat, makan,
dan belajar. Terimakasih juga atas uang bulanan yang selalu dilebihkan ya, Ma Pa.
Ohya, nggak ketinggalan, thanks to
semester lima yang melelahkan!
Sesuai judul
dari tulisan ini, topik yang akan saya bahas kali ini mengenai suka duka nya
jadi mahasiswa semester lima khususnya mahasiswa farmasi. Cocok banget nih buat
kamu adek-adek semester bawah yang penasaran dengan ‘gimana sih kak jadi mahasiswa semester 5 itu?’ semoga tulisan ini bisa sedikit memberi informasi. Itupun jika ada.
Mulai ya.
Sebelum masuk
semester lima, saya sudah mendapat kabar burung dari kakak tingkat yang dengan sangat cepat beredar. Kabarnya itu bukan sekedar
kabar burung semata, tapi benar-benar fakta. Iya, jadi gini, pas akhir-akhir
semester empat lalu, kita dapat info dari kakak-kakak tingkat kalo semester
lima itu semester yang paling sulit, paling capek, paling banyak keluar duit,
paling ribet, paling-paling deh pokoknya. Dan ternyata infonya itu akurat,
berimbang, dan terpecaya. Yang kita dapatkan pada saat itu emang sih hanya
kabar buruknya aja. Tapi setelah dijalani, ternyata ada kabar baiknya juga loh.
Mau tau apa aja? Mari lanjut membaca J
Oke. Jadi, awal
kisah kita mulai diawal-awal ngontrak Mata Kuliah.
Disemester lima
ini kita ngontrak 8 MK dengan bobot 20 sks. Dimana masing –masing ada 4 MK yang
hanya teori saja dan 4 MK berikutnya ada teori dan praktikumnya sekaligus.
Untuk lebih jelasnya, berikut MK disemester V:
Mata Kuliah (Semester V)
|
Teori
|
Praktikum
|
Kimia Farmasi
Analisis II
|
ü
|
ü
|
Tekhnologi
Farmasi Cair
|
ü
|
ü
|
Biofarmasetika
& Farmakokinetik
|
ü
|
ü
|
Farmakognosi
II
|
ü
|
ü
|
Kimia
Medisinal II
|
ü
|
-
|
Farmakoterapi
II
|
ü
|
-
|
Kimia Bahan
Makanan
|
ü
|
-
|
Bahasa
Indonesia (penulisan skripsi)
|
ü
|
-
|
Berbicara
masalah jadwalnya sendiri, sama seperti semester-semester sebelumnya. Pagi
sampai siang teori dikelas, siang sampai sore praktikum dilabor (atau
kebalikannya) Iya, anak farmasi rata-rata schedule
nya super sibuk, untungnya kita dilatih harus bisa memanage waktu. Kalo enggak, ya mau nggak mau harus nyewa manager
(yakali kek artis). Ohya, untuk malamnya sendiri, biasanya anak farmasi itu
menghabiskan malam panjangnya dengan belajar bagi yang niat banget dapetin IP 4, atau
dihabiskan dengan nonton film/drama bagi yang otaknya gak mau dibawa pusing, atau ada juga yang menghabiskan
dengan telpon-telponan baik dengan keluarga dikampung ataupun dengan pacar yang
ldr-an ( untuk opsi yang kedua, mending #udahputusinaja pacarnya. Emaap)
Dan untuk saya
sendiri, biasanya kalo malam itu dihabiskan dengan istirahat dan tidur. Kenapa? Karena Allah menyuruh kita untuk bersikap adil. Dari pagi sampai sore kita sudah menggunakan
tubuh dan otak untuk mengerjakan kewajibannya, diwaktu malamlah tubuh dan otak diberi hak nya untuk istirahat. Kan kasian
kalo dipaksa terus untuk bekerja. Jadi saya belajar nya itu hanya ketika ada kuis dikeesokan hari nya dan menjelang ujian, alasan saya tidak belajar setiap malam adalah
karena saya tidak terlalu obsesi untuk mendapatkan nilai sempurna. Cukup
ilmunya aja yang diserap dengan sempurna. Iya, gitu.
Ohya saya juga
mau bagi tips belajar yang tidak terlalu sehat nih, khususnya buat kamu yang bukan ‘penghapal’
ulung seperti saya.
Caranya: disaat
kamu sedang belajar menjelang ujian, kamu buat analogi dari materi yang kamu
pelajari. Nah, disini kamu bebas menganalogikannya dengan apapun, siapapun, dan
dimanapun. Iya, jangan cuma otak kirinya aja yang dipake, Otak kanannya diajak kerja sama juga ya. Dan buktikan sendiri, analogi yang kamu buat sendiri itu akan mampu membantu
kamu memahami serta mengingat materinya ketimbang menghapal diluar kepala ((
Iya. Diluar. Kepala )).
Ohya hampir
lupa, tujuan awalnya tadikan berbagi cerita suka dan duka jadi mahasiswa
semester lima yakan, tapi udah ngelantur kemana-mana gini. Yaudah deh,
daripada nggak punya tujuan, saya simpulkan beberapa aja ya:
SUKA: dapat ilmu serta pengetahuan baru.
DUKA: sama seperti kabar burung yang telah dibahas diatas tadi, selain itu salahsatu dukanya adalah otak saya disemester lima ini terlalu dipaksa untuk bekerja ekstra ketika
dihadapkan dengan dosen yang memadatkan jadwal kuliah diminggu-minggu menjelang ujian.
Sampai ada teori yang tercipta loh: “semakin dekatnya jadwal menjelang ujian
berbanding lurus dengan semakin padatnya jadwal kuliah”. Bukannya dikasih
minggu tenang gitu yekan. Akan lebih baik jika sistemnya dapat berubah.
Oke, inilah sepenggal tulisan disemester lima ini. Alasan kenapa saya menulisnya adalah agar saya tidak lupa. Maklum manusia. Banyak lupanya. Nah, harapan kedepannya semoga disemester enam yang inshaa Allah akan dimulai tanggal 7 maret mendatang akan lebih banyak cerita suka ketimbang dukanya. Semoga apapun yang disemogakan menjadi kenyataan. Dan semoga apabila semoganya tidak sesuai dengan kenyataan, semoga hati yang kecewa ini bisa naik level ditingkat yang lebih tinggi lagi. Semoga. (duh win, ribet banget ya bahasanya-_-)
Itu ajasih. Maaf
ya kalo tulisan ini tidak sesuai dari yang kamu harapkan. Emang gitu kok,
terkadang harapan itu nggak sesuai dengan kenyataan. Karena, coba aja bayangin,
jika harapanmu selalu sesuai dengan kenyataan, apakah kamu belajar arti kecewa?
Iya, dari tidak sesuainya harapan dengan kenyataan kita belajar bahwa kecewa
itu menguatkan.
Sekali lagi,
terimakasih untuk kamu yang telah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan yang cukup panjang ini sampai titik terakhir. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar