Selasa, 28 Februari 2017

Polemik Pemikiran

“Dengan bergantinya hari, bulan, serta tahun, berganti pula lah mindset kita sebagai manusia” - unknown

Iya, itulah yang aku rasakan beberapa minggu terakhir, perubahan mindset. Tepatnya setelah memasuki usia 20 tahun. Ada beberapa pikiran yang mengganjal. Pikiran-pikiran yang diusia belasan belum muncul, kalau pun muncul, masih seperti bayangan, samar-samar, lalu menghilang. Namun ketika memasuki usia 20 tahun ini, pikiran itu mulai menampakkan sosoknya sedikit demi sedikit, dari yang samar menjadi lebih terlihat jelas, nyata, selalu ada.

Berapa pikiran  yang timbul diusia 20 tahun ini adalah diantaranya:
  • Mulai mikirin gimana nanti setelah lulus kuliah
  • Mikirin gimana nanti di dunia kerja
  • Mikirin gimana rasanya ngasih gaji pertama buat orang tua
  • Mikirin gimana nanti bertemu jodoh
  • Mikirin gimana rasanya berumahtangga
  • Mikirin gimana jadi ibunya anak-anak
  • Mikirin gimana nanti di usia tua
  • Mikirin hal-hal dunia yang lainnya.

Setelah memikirkan hal-hal diatas, timbul beberapa pertanyaan yang seakan-akan mendorong aku keluar dari pemikiran tersebut. Pertanyaan yang membuat aku jadi mikir lagi:
  •   Emangnya kamu siapa, yang sok tau apa yang akan terjadi besok?
  •  Emangnya kamu siapa, yang sok tau dengan masa depan, padahal masa depan aja gak tau kamu bisa sampai kesana apa enggak?
  •  Emangnya kamu siapa, yang bisa tau siapa duluan yang jemput kamu antara jodoh atau maut?
  •   Emangnya kamu siapa, yang bisa tau kapan akan mati sehingga bisa merasa bakal hidup beberapa puluh tahun lagi?

Ah, inilah pertanyaan yang menyadarkan aku bahwa:
  • Siapalah aku ini, manusia biasa yang kebanyakan ‘mikir’ dan sok-sok tau dengan masa depan, padahal masa depan aja gak tau aku bisa sampai kesana apa enggak.
  • Siapalah aku ini, perempuan yang mungkin aja dijemput maut duluan ketimbang jodohnya.
  •  Siapalah aku ini, yang gak tau kapan dan dimana akan mati, tapi belagak tau bakal hidup beberapa puluh tahun lagi.
  • Siapalah aku ini, hanya manusia biasa yang imannya masih lemah, yang ilmunya masih sedikit, yang masih sering buat dosa, masih lupa bersyukur, masih suka mengeluh, dan masih terbuai dengan duniawi. Tapi belagak tau apa yang akan terjadi besok, apa yang akan dilakukan besok dan hal-hal yang sebenernya hanya Allah yang mengetahui. Astagfirullah.

Setelah mikir-mikir hal yang diatas, ada satu hal yang ketinggalan dan jauh amat lebih penting untuk dipikirin, yaitu mikirin mati.  Iya, kita sering mikirin gimana hidup yang enak, tapi kadang kita lupa mikirin gimana mati yang enak. Mati dalam keadaan khusnul khotimah. Ah ini nih salah satu cita-cita baru yang ingin aku capai. Kapan dan dimanapun matinya, keadaanya tetap khusnul khatimah~ insyaAllah.

Btw, apakah kamu  juga pernah merasakan polemik pemikiran seperti yang aku rasakan  ini?



Note:
Dalam hal ini, bukan tidak boleh kita berandai-andai dan merencanakan masa depan yang indah, tapi dengan adanya ‘pertanyaan’  diatas, kita jadi lebih aware bahwa kita bisa berencana, tapi Allah lah diatas segalaNya. Itulah yang menjadi proteksi diri agar tidak terlalu kecewa ketika rencana kita tidak sesuai dengan kenyataan. Iya, Allah lebih tau, bahkan apa yang kamu sembunyikan di hati kamu. Iya, kamu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar